Jejak Terorisme di Dunia

Pixabay

Dunia dikagetkan dengan aksi penembakan brutal terhadap jemaah dua mesjid di Chirstchurch, sebuah kota kecil di New Zealand atau Selandia Baru. Aksi terorisme yang menjadi kecaman warga dunia tersebut dilakukan seorang pria yang berakibat tewasnya lebih dari 40 rang,  dan melukai puluhan orang. Ironisnya perlakuan sadis terhadap umat Islam yang sedang bersiap melakukan ibadah jumat tersebut dilakukan secara LIVE di sosial media Facebook. Video tersebut akhirnya viral dan mendapat kecaman dari berbagai belahan dunia.

Sejarah dan jejak terorisme di dunia sendiri telah bermula sejak abad lampau, kejahatan terorisme mulai populer sejak abad ke-18, bermula dari kejahatn murni berupa ancaman pembunuhan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu, yang akhirnya dibumbui dengan fanatisme kepercayaan yang berubah menjadi pembunuhan baik perorangan kelompok bahkan kepada penguasa.

Meskipun baru populer pada abad ke-18 namun fenomena Teror dan Terorisme bukanlah sebuah hal baru. Fenomena terorisme menurut Grant Wardlaw dalam bukunya Political Terrorism (1982), manifestasi Terorisme sistematis muncul sebelum Revolusi Prancis, tetapi baru mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Dalam suplemen kamus yang dikeluarkan Akademi Prancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror.

Kata Terorisme sendiri berasal dari Bahasa Prancis le terreur yang semula digunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Prancis yang megunakan kekerasan secara brutal dan membabibuta dengan cara memenggal lebih dari  40.000 orang yang telah dituduh melakukan kegiatan makar atau anti pemerintah yang sah. Dan selanjutnya kata Terorisme digunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Kata Terorisme sendiri sejak awal digunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti terhadap pemerintah.

Di pertengahan abad ke-19, kegiatan terorisme mulai banyak dilakukan di negara-negara Eropa bagian barat, serta di Rusia dan Benua Amerika. Kegiatan Teror dipercaya merupakan suatu cara yang paling efektif untuk melakukan sebuah perjuangan atau revolusi politik maupun sosial,yakni dengan cara membunuh orang-orang yang berpengaruh. Sejarah juga mencatat pada tahun 1890-an aksi terorisme masyrakat Armenia melawan pemerintah Turki Usmani, yang berakhir dengan bencana pembunuhan massal terhadap warga Armenia pada Perang Dunia I. Pada masa tersebut, aksi Terorisme diidentikkan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi. Pemerintah Turki sendiri hingga saat ini membantah telah melakukan pembantaian terhadap warga Armenia.

Sejarah atau jejak terorisme sendiri terjadi dalam beberap bentuk. Bentuk pertama Terorisme, terjadi sebelum Perang Dunia II, Kegiatan Terorisme dilakukan melalui cara pembunuhan karakter atau pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah. Selannjutnya Bentuk kedua Terorisme dimulai di negara Aljazair sekitar tahun 50an, yang dilakukan oleh FLN yang merupakan sebuah organisasi yang memopulerkan “serangan yang bersifat acak” terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Alasan mereka melakukan ini adalah untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai Terorisme negara oleh Algerian Nationalist. Pembunuhan ini sendiri dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan.

Bentuk ketiga dari Terorisme muncul pada tahun 60an dan kegiatan teror di dekade ini populer dengan istilah “Terorisme Media”, yang merupakan kegiatan teror berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas atau popularitas. Bentuk ketiga ini sendiri berkembang melalui tiga sumber. Seperti yang dikutip dari laman wikipedia sebagai berikut :

    1. Kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya gerakan-gerakan demokrasi serta HAM.

    2. Pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalis setelah era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota.

    3. Kemajuan teknologi, penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas.

Namun Terorisme bentuk yang ketiga ini dianggapp tidak efektif dalam masyarakat masa itu yang sebagian besar masih buta huruf dan sangat apatis. Seruan atau perjuangan melalui tulisan atau media dianggap mempunyai dampak yang sangat kecil. Dan akan menjadi lebih efektif bila mereka menerapkan “the philosophy of the bomb” yang bersifat eksplosif dan sanagt sulit diabaikn. Setelah atau Pasca Perang Dunia II, dunia tidak pernah mengenal kata "damai".

Berbagai pergolakan terjadi dan berlangsung secara berkesinambungan. Terjadi Konfrontasi negara-negara adikuasa yang melebar menjadi konflik Timur - Barat dan timbulnya konflik Utara - Selatan. Dan pada akhirnya muncullah terorisme gaya baru akibat dari kegiatan melawan kolonialisme atau penjajahan, dan campur tangan negara-negara besar terhadap konflik dalam negeri maupun regional di beberapa belahan dunia.

Terorisme dengan gaya baru ini mengandung beberapa karakteristik, seperti yang saya kutip dari laman wikipedia sebagai berikut :

    1. Ada maksimalisasi korban secara sangat mengerikan.

    2. Keinginan untuk mendapatkan liputan di media massa secara internasional secepat mungkin.

    3. Tidak pernah ada yang membuat klaim terhadap Terorisme yang sudah dilakukan.

    4. Serangan Terorisme itu tidak pernah bisa diduga karena sasarannya sama dengan luasnya seluruh permukaan bumi.

Sebagai penutup, kegiatan terorisme dalam bentuk apapun tidak dibenarkan, siapapun pelakunya apapun motifnya dan apapun keyakinannya, kegiatan terorisme merupakan sebuah kejahatn yang harus dihilangkan agar dunia menjadi damai. Teror bukan bagian dari suatu keyakainan, teror adalah kejahatn kemanusiaan.

Demikian sejarah singkat atau jejak Terorisme di Dunia. Semoga tulisan ini bermanfaat dan jangan lupa Berdamailah dengan hati Anda agar kedamain dunia terwujud.

Nur Muhammad Al-Amin

Komentar

Postingan Populer